Sabtu, 29 September 2007

Hubungan Kemitraan Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat (UPKM) Yakkum Dengan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang (Studi Di Kelurahan Karangroto

Hubungan Kemitraan Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat (UPKM) Yakkum Dengan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang (Studi Di Kelurahan Karangroto, Genuk, Semarang).

Oleh

Fery Agusman Motuho Mendrofa

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Kemitraan Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat (UPKM) Yakkum Dengan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang (Studi Di Kelurahan Karangroto, Genuk, Semarang). Sample dalam penelitian ini adalah 180 ibu balita gizi kurang, digunakan untul menguji Kemitraan UPKM Yakkum Dengan Pengetahuan Gizi Ibu Uji dengan kai kuadrat . hasil analisis korelasi dengan α =0.05. menunjukan hubungan bermakna antara jumlah anggota keluarga dengan pengetahuan gizi balita gizi kurang, responden yang memiliki jumlah anggota keluarga ≥ 4 orang (95% CI : 1.679-5.922). Kontribusi mitra UPKM Yakkum dengan pengetahuan gizi ibu (p=0.028, OR=2.089, CI: 1.126-3.874), terdapat hubungan bermakna antara frekuensi kegiatan mitra UPKM Yakkum dengan pengetahuan gizi ibu (p=0.000, OR=3.859, CI: 2.037 – 7.311), terdapat hubungan bermakna antara keberlangsungan kegiatan mitra dengan pengetahuan gizi ibu (p=0.001, OR=2.974), CI:1.582-5.592), Terdapat satu variabel counfonding yang berinteraksi dengan variabel kemitraan yaitu frekuensi kegiatan. hubungan frekuensi kegiatan dengan pengetahuan ibu memberikan peluang yang tidak berbeda untuk mereka yang memiliki keluarga <>perlu mengintegrasikan kemitraan dengan mengembangkan pemberdayaan keluarga pengetahuan keluarga tentang kesehatan sehingga nantinya keluarga mampu untuk mengatasi masalah kesehatannya. Perawat komunitas perlu mengembangkan pelayanan kesehatan komunitas yang melibatkan berbagai pihak; pabrik, rumah sakit swasta dan pihak lain yang bersedia terlibat meningkatkan pemahaman akan gizi pada keluarga perlu dibuat program yang bersifat berkelanjutan terkait dengan keluarga sadar gizi.

Kata Kunci : Kemitraan, penegtahuan gizi ibu

Daftar Pustaka 43 (1992 –2005)

TERAPI MUSIK BAGI PENDERITA HIPERTENSI

TERAPI MUSIK BAGI PENDERITA HIPERTENSI

Oleh Fery Mendrofa,SKM,M.Kep,Sp.Kom

Terapi musik mampu mempengaruhi kondisi kesehatan seorang, baik fisik maupun mental khususnya penderita hipertensi., beberapa pengertian tentang terapi musik sebagai berikut;

  1. Terapi musik adalah suatu bentuk kegiatan yang mempergunakan musik dan lagu/nyanyi secara terpadu dan terarah yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan:
    • Relaksasi
    • Stimulasi
    • Mengendalikan perilaku emosional.
  2. Terapi musik adalah suatu bentuk terapi dengan mempergunakan musik secara sistimatis, terkontrol dan terarah didalam :
    • Menyembuhkan
    • Merehabilitasi
    • Mendidik dan
    • Melatih anak-anak dan orang dewasa yang menderita gangguan fisik, mental, atau emosional.
  3. Terapi musik adalah suatu kegiatan dalam belajar yang mempergunakan musik untuk mencapai tujuan-tujuan seperti :
    • Merubah tingkah laku
    • Menjaga/memelihara agar tingkah laku atau kemampuan yang telah dicapai tidak mengalami kemunduran
    • mengembangkan kesehatan fisik dan mental.

Musik digunakan sebagai salah satu bentuk terapi pelengkap (complementary therapy), disamping akupunktur, massage therapy, dan chiropathy. Terdapat beberapa persiapan yang dilakukan dalam mengatasi terapi musik bagi penderita hipertensi. Persiapan yang dilakukan antara lain;

1. Perhatikan waktu pemberian terapi musik, yaitu ( di pagi hari, siang dan malam hari)

2. Lakukan teknik relaksasi sebelum memulai melakukan terapi musik berupa menarik napas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Penderita hipertensi dapat memejamkan matanya dan bernapas dengan perlahan dan nyaman. Irama yang konstan dapat dipertahankan dengan menghitung dalam hati dengan lambat bersama setiap inhalasi (hirup, dua, tiga) dan ekshalasi (hembuskan, dua, tiga). Persiapan Alat

- alat pemutar musik ( Tape, CD Player )

- kaset / Compact Disk musik ( dengan musik yang ditentukan; klasik), Musik yang digunakan adalah musik yang teratur dan konstan , melodi sederhana yang diulang dengan secara teratur. musik dengan instrumental, musik alam sekitar dan musik mediatif

- alat musik; gitar, keyboard, piano, dll. ( yang bisa dimainkan)

- Head Phone ( pada lansia dengan gangguan pendengaran/ bila dibutuhkan

3. Waktu

Waktu yang dibutuhkan adalah antara 15 – 20 menit ( tergantung jenis penyakit)

Sumber

Boedhi-Darmojo, B, Proyek MONICA di Jakarta, MEDIKA 17,4, 275, 191

Boedhi-Darmojo, R. dkk.: Baseline Risk Factors Study of CHD in Indonesia, Revue Epidemiol. et Sante Publique, 38, 987, 1990.

Boedhi-Darmojo, R. Sutedjo dkk.: Coronary Heart Disease in Indonesia, World Health Forum, 17-231 WHO-SEARO, 1997

Boedhi-Darmojo, R., Setiawan. H.: A survey of CVD in rural Areas in C-Java, Indonesia, CVD-PREVENTION, 2,4, 246, 1999

Bowers J. Effects of an intergenerational choir for community-based seniors and college students on age-related attitudes. J Music Ther 1999;35(1):2-18.Campbell D. What is the Mozart Effect. 2002. http://www.mozarteffect.com

Colleen MZ. Therapeutic instrumental music playing in hand rehabilitation for older adults with Ostheoarthritis: Four case studies. J Music Ther 2001;38(2):97-113.

General Meeting of Canadian Association of Music Therapy (CAMT). Vancouver, British Colombia, 6 Mei 1004. http://www.musictherapy.ca

Knight WE, Rickard NS. Relaxing music prevents stress-induced increases in subjective anxiety, systolic heart pressure and heart rate in healthy males and females. J Music Ther 2001;38(4):254-72.

Weinberger NM. "The Mozart Effect": A small part of the big picture. MuSICA Research Notes [serial online] 2000;7(1) http://www.musica.uci.edu